Process substitution dalam Bash memungkinkan kita menggunakan output dari satu perintah sebagai input untuk perintah lain tanpa perlu menyimpan hasilnya ke file sementara. Teknik ini sangat berguna untuk menangani input/output antar proses dalam scripting.
Brace expansion dalam Bash memungkinkan kita menghasilkan sekumpulan string berdasarkan pola tertentu tanpa harus mengetikkan semua kemungkinan kombinasi secara manual. Fitur ini sangat berguna dalam scripting untuk otomatisasi pembuatan file, direktori, dan perintah berulang.
Arithmetic expansion dalam Bash memungkinkan kita melakukan perhitungan aritmatika secara langsung dalam skrip menggunakan $((expression)). Dengan fitur ini, kita dapat melakukan operasi matematika sederhana hingga kompleks dalam scripting Bash.
Command substitution dalam Bash memungkinkan kita menjalankan perintah dalam ekspresi lain dengan cara yang lebih efisien. Dengan menggunakan $(command) atau command, kita dapat menyimpan hasil eksekusi perintah ke dalam variabel atau menggunakannya langsung dalam ekspresi lain.
History expansion dalam Bash memungkinkan pengguna untuk menggunakan kembali perintah sebelumnya dengan cara cepat dan efisien. Dengan fitur seperti !! untuk menjalankan perintah terakhir, !n untuk menjalankan perintah berdasarkan nomor, dan !string untuk mencari dan menjalankan perintah sebelumnya, kita dapat meningkatkan produktivitas dalam terminal.
Dalam Bash, kita dapat mengarahkan output ke lebih dari satu tujuan secara bersamaan menggunakan teknik seperti tee. Hal ini berguna untuk logging, debugging, dan monitoring secara real-time. Artikel ini membahas konsep redirection ganda serta contoh penggunaannya dalam skrip Bash.
Redirection dan duplikasi file descriptor dalam Bash memungkinkan kita untuk mengarahkan output dan error ke berbagai tujuan, seperti file log atau layar terminal. Artikel ini membahas teknik fundamental seperti >, >>, 2>, &>, serta cara menduplikasi output dalam scripting Bash.
File descriptor adalah mekanisme dalam sistem operasi Unix/Linux untuk mengidentifikasi file atau aliran data dalam proses. Bash menggunakan tiga file descriptor utama: 0 (stdin - input), 1 (stdout - output), dan 2 (stderr - error output). Artikel ini membahas cara kerja file descriptor serta penerapannya dalam scripting Bash.
Dalam Bash, kita dapat menyesuaikan cara skrip merespons sinyal tertentu menggunakan trap. Dengan menyesuaikan respons sinyal seperti SIGINT, SIGTERM, dan SIGHUP, kita dapat meningkatkan stabilitas dan kontrol eksekusi skrip. Artikel ini membahas metode implementasi dan praktik terbaik dalam menangani sinyal secara khusus.
Dalam Bash, kita dapat mengabaikan sinyal tertentu agar skrip tetap berjalan tanpa terpengaruh oleh interupsi eksternal. Artikel ini membahas cara menggunakan trap untuk mengabaikan sinyal seperti SIGINT (Ctrl+C) dan SIGTERM, serta teknik lain untuk meningkatkan stabilitas skrip.